Momentum dan Impuls merupakan besaran-besaran dalam fisika yang muncul akibat
benda bergerak dan berinteraksi (bertumbukan) dengan benda lain. Besaran-besaran
tersebut akan mempengaruhi sifat dan karakteristik suatu benda, dan dengan
pengetahuan ini akan mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan mampu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat
manusia.
1. Momentum (p)
Momentum merupakan salah satu sifat yang pasti dimiliki oleh benda yang
bergerak. Momentum dapat didefinisikan sebagai tingkat kesukaran untuk
menghentikan gerak suatu benda.
Perhatikan gambar kejadian berikut !
Jika mobil dan sepeda masing-masing bergerak dengan kecepatan sama, terlihat dari gambar
di atas bahwa dampak dari kerusakannya ternyata mobil memiliki dampak yang
lebih besar dibanding sepeda ketika menabrak pohon. Hal ini membuktikan bahwa
mobil yang massanya lebih besar dari pada sepeda (mp > ms) akan menyebabkan
gerak benda tersebut sulit dihentikan.
Berdasarkan analisa di atas, karena momentum (p) merupakan tingkat kesukaran
untuk menghentikan gerak suatu benda maka persamaan momentum linier dapat
ditulis :
Keterangan :
p = momentum (kg.m.s)
m = massa benda (kg)
v = Kecepetan benda (m/s)
Momentum merupakan besaran vektor, yang arahnya sarah dengan kecepatan
benda tersebut.
Contoh Soal
Suatu benda bermassa 40 kg dan bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Tentukan
momentum yang dimiliki oleh benda tersebut !
Pembahasan:
Benda yang bergerak pasti memiliki momentum, dan berdasarkan konsep dapat
ditentukan sebagai berikut
𝒑 = 𝑚 . 𝒗
𝒑 = 𝟒𝟎 × 𝟓
𝒑 = 𝟐𝟎𝟎 𝒌𝒈. 𝒎/𝒔
Jadi, besar momentum benda tersebut ketika bergerak adalah 200 kg.m/s searah
dengan arah kecepatannya
2. Impuls (I)
Impuls (I) merupakan gaya kontak rata-rata F yang bekerja pada suatu benda
yang terjadi dalam selang waktu yang sangat singkat (Δt ~ 0).
Untuk memahami konsep impuls perhatikan gambar berikut !
Berdasarkan gambar di atas, pada bola diberikan gaya sentuh (F) dengan selang
waktu (Δt) yang sangat singkat , sehingga menghasilkan efek pada bola tersebut
semakin besar. Efek dari pemberian gaya rata-rata F pada
suatu benda dalam selang waktu Δt tertentu inilah yang disebut sebagai Impuls (I).
Keterangan :
I = Impuls (N. s atau kg.m.s)
F = Gaya Impulsif (Newton)
Δt = Waktu sentuhan antara gaya dan benda (sekon)
Impuls (I) termasuk besaran vektor yang arahnya selalu searah dengan gaya
impulsif (F).
Contoh Soal :
Seorang pemain sepakbola melakukan tendangan terhadap bola dengan gaya F
sebesar 20 Newton. Apabila waktu sentuh antara kaki dan bola adalah 0,01 sekon,
Tentukan besar impuls yang terjadi pada bola tersebut.
Pembahasan :
Diketahui :
F = 20 Newton
Δt = 0,01 sekon
Ditanya I = ...?
Berdasarkan konsep Impuls diperoleh
𝑰 = 𝑭 . ∆𝒕
𝑰 = 20 × 0,01
𝑰 = 𝟎, 𝟐 𝑵. 𝒔
Jadi, besar impuls yang bekerja pada bola tersebut adalah 0,2 N.s, searah
dengan arah gaya rata-rata (F) yang diberikan pada bola tersebut.
3. Hubungan Impuls (I) dan Momentum (p)
Perhatikan kejadian pada gambar berikut !
Suatu bola yang mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 diberi gaya sebesar F .
gaya tersebut bekerja pada bola sehingga mengakibatkan bola tersebut bergerak
dipercepat dan kecepatannya berubah menjadi v2. Dalam kejadian ini bola akan
bergerak dengan percepatan konstan (GLBB) dalam rentang waktu tertentu (Δt),
sehingga berlaku hukum II Newton, dan dapat di tulis :
Jadi berdasarkan penurunan persamaan hubungan antara Impuls (I) dan
Momentum (p) di atas dapat disimpulkan bahwa :
Contoh Soal :
Perhatikan gambar berikut !
Bola kasti bermassa 1 50 gram bergerak
dengan kecepatan 10 m/s ke dinding dengan
arah tegak lurus. Bola kasti menumbuk
dinding selama 0,05 sekon dan dipantulkan
kembali dengan kecepatan 8 m/s. Tentukan
besarnya gaya kontak antara bola dan dinding
Pembahasan
Diketahui :
m = 150 gram = 0,15 kg
v = 10 m/s (bergerak kekanan)
v’ = -8 m/s (bergerak kekiri)
Δt = 0,05 sekon
Ditanya :
Gaya kontak antara bola dan dinding (F)
Berdasarkan konsep hubungan antara Impuls dan Momentum diperoleh
𝑰 = 𝒑𝟐 − 𝒑𝟏
𝑰 = 𝑚 𝑣2 − 𝑚 𝑣1
Jadi, besar gaya kontak antara bola dan dinding adalah 54 Newton dengan arah
kekiri.
4. Hukum Kekekalan Momentum Linier
Jika terdapat dua buah benda yang bertumbukan maka akan mempengaruhi
pergerakan kedua benda tersebut setelah bertumbukan. Perhatikan gambar
berikut !
Benda A bermassa mA dan benda B bermassa mB bergerak berlawanan arah dengan
kecepatan vA dan vB. Ketika kedua bola tersebut bertumbukan dengan selang waktu
(Δt) yang sama. Dari kejadian tersebut dapat dianalisa bola A memberikan gaya
pada benda B (FAB) dan benda B mengerjakan gaya kepada benda A (FBA) yang sama
besar tetapi arahnya berlawanan arah dan berlaku hukum III Newton, sehingga
dapat ditulis :
Contoh Soal :
Sebuah balok kayubermassa 3kgyang diam diatas lantai ditembak sebutir peluru
bermassa 60 gram dengan kecepatan 120 m/s. Jika peluru menembus balok
dan kecepatannya berubah menjadi 80 m/s. Tentukan kecepatan balok
tersebut setelah tembakan?
Pembahasan :
Perhatikan ilustrasi gambar kejadian kasus berikut
Jadi, sesaat setelah peluru menumbuk benda, maka benda tersebut bergerak
dengan kecepatan 0,8 m/s
5. Jenis-Jenis Tumbukan a. Tumbukan lenting sempurna
Perhatikan gambar berikut:
Tumbukan lenting sempuna memiliki syarat sebagai berikut :
1. Berlaku hukum kekekalan momentum
2. Tidak ada energi gerak yang hilang pada benda sebelum dan sesudah
terjadinya tumbukan (berlaku hukum kekekalan energi mekanik)
3. Memiliki koefisien restitusi sama dengan 1 (e = 1)
b. Tumbukan lenting sebagian
Tumbukan lenting sebagian jika memiliki syarat sebagai berikut :
1. Berlaku hukum kekekalan momentum
2. Tidakberlaku hukum kekekalan energi mekanik, karena pada peristiwa ini
ada energi gerak yang hilang pada benda
3. Setelah tumbukan benda bergerak sendiri-sendiri (tidak menyatu)
4. Memiliki nilai koefisien restitusi (e) yaitu 0 < e < 1
c. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Perhatikan gambar kejadian berikut !
Peristiwa di atas merupakan contoh terjadinya tumbukan tidak lenting sama sekali.
Pada tumbukan jenis ini, setelah terjadi tumbukan, maka kedua benda tersebut
menyatu dan bergerak bersama-sama sehingga setelah tumbukan kedua benda
tersebut memiliki kecepatan yang sama (v1’ = v2’ = v’).
Adapun syarat suatu benda terjadi tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu :
1. Berlaku hukum kekekalan momentum
2. Tidak berlaku hukum kekekalan energi mekanik, karena terdapat energi
gerak yang hilang pada diri benda
3. Benda menyatu setelah tumbukan sehingga kecepatan setelah tumbukan
sama dan bergerak kearah yang sama (v1’ = v2’ = v’).
4. Memiliki nilai koefisien restitusi sama dengan nol (e = 0)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar