Pertemuan : Rabu, 26 Mei 2021
Resume Ke : 18, Gel. 18
Tema : Tehnik Promosi Buku
Narasumber : Akbar Zainudin
Resume Ke : 18, Gel. 18
Tema : Tehnik Promosi Buku
Narasumber : Akbar Zainudin
"Suatu hal yang sia-sia jika menyesali masa lalu, sesalilah apa yang tak akan mampu kamu lakukan di masa depan"
"Berubah memang berat pada awalnya, kacau di tengah-tengahnya, dan sangat indah pada akhirnya"
Wow keren... Narasumber kita pada malam ini mampu membakar semangat para peserta pelatihan belajar menulis pada pertemuan yang ke 18 untuk selalu percaya diri bahwa kita mampu unytuk berkarya menghasilkan buku dan bagaimana kita bisa menguasai tehnik untuk memasarkan buku tersebut. Beliau adalah Bapak Akbar Zainudin yang lahir di Bayumas tahun 1973 yang kesehariannya sebagai trainer dan motivator handal.
Selain sebagai trainer dan motivator, beliau juga aktif dalam menulis dan menghasilkan karya-karya yang luar biasa banyak diminati para pecinta literasi. Hal ini ditandai dengan penjualan bukunya laris manis bak kacang goreng. Bukunya yang best seller sampai cetakan ke-13 yang berjudul "Man Jadda Wajada" laku terjual hingga 55.000 eksempar. Betapa hebatnya beliau menguasai strategi memasarkan bukunya, nah kiat sukses beliau akan ditularkan kepada kita semua yang tergabung pada pelatihan belajar menulis ini.
Strategi Pemasaran Buku, yang beliau ambil dari bukunya UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari. Beliau menjelaskan bahwa judul UKTUB itu berasal dari bahasa Arab yang berarti Tulislah. Ini sejalan dengan kata yang menjadi wahyu pertama dalam Al-Qur’an: IQRA (bacalah). Jadi, IQRA (membaca) dan UKTUB (menulis) adalah dua sejoli yang tidak bisa dipisahkan dalam hidup ini. Kalau mau bisa membaca, ya menulis. Begitu juga kalau mau bisa menulis, ya membaca.
STRATEGI PEMASARAN BUKU
Strategi pemasaran buku terdiri dari 4 hal yang disebut 4P, yaitu
1. Product (Strategi Produk)
Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap buku kita.
Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.
2. Price (Strategi Harga)
Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)
3. Place of Distribution (Distribusi)
Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.
Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah:
a. Melalui MLM (Multilevel Marketing)
b. Melalui Penjualan Langsung
c. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. diantaranya;
4. Promotion (Promosi)
Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.
Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.
Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau beliau bukunya motivasi dan menulis. Maka beliau secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.
Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.
Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.
Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
CATATAN PENUTUP
Sebagai catatan penutup. Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku.
Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, hidup akan lebih mudah.Inilah contoh kanal youtube Pak Akbar Zainudin https://www.youtube.com/watch?v=lZhAixv86wA
Inilah salah satu dari motivasi beliau yang sangat mengena pada diri saya pribadi yaitu "bahwa kita ini seringkali gagal dalam menulis, bukan karena kita tidak bisa, tetapi karena terlalu banyak mendengarkan orang lain".
Sekarang ini saatnya memilih-milih teman, komunitas, dan dengan siapa kita bergaul. Karena teman menentukan masa depan kita.
Hindari bergaul dengan orang-orang yang memiliki pandangan negatif, karena tidak akan pernah membuat kita maju. Berkumpullah dengan orang-orang yang positif. Itulah yang akan membuat kita berkembang.
Pilih-pilih dong, Pak Akbar. Ya, Harus. Karena teman menentukan masa depan.
Tugas kita adalah berkarya. Buat target setahun misalnya menerbitkan 1 buku. Kalau ada yang mencemooh cuekin aja. Biarlah anjing menggonggong, orang keren tetap berlalu.
Kalau ada yang bilang dengan nada negatif, bilang saja, terima kasih atas masukannya. Doakan saya sedang menulis naskah buku lagi, mudah-mudahan tahun ini terbit dengan kualitas yang lebih baik.
Sudahlah, fokus kepada masa depan dan target kita yang akan membuat kita maju. Tutup mata, tutup telinga, terus menulis. Walaupun sedikit demi sedikit tidak apa-apa, yang penting terus berjalan.
Ini ada ilmu, namanya ilmu tau-tau. Setiap hari menulis, ee tau-tau sudah banyak. Setiap hari sedikit, ee tau-tau menjadi bukit.
Waktu terus berjalan. Kalau kita disiplin dan konsisten, tau-tau tahun depan buku kita akan jadi.
Terima kasih dengan ilmu yang diberikan, khususnya ilmu tau-tau. Semoga ini terwujud... Amiin..Aamiin ya robbal 'alamin...
Salam Literasi
Susanti_SMAN 1 Surabaya

Mantap tulisannya bu, super lengkap👍
BalasHapusTerima kasih bun.. sudah mampir ke blog saya..
Hapus