Minggu, 09 Mei 2021

Pelatihan Belajar Menulis

Pertemuan      :  Jum'at,  7 Mei 2021
Resume Ke       : 15, Gel. 18
Tema                  :  Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber   : Susanto, S.Pd



"Membaca itu menabur, Membaca ulang adalah hasil panen"_Johnny Uzan
"Anda menjadi berpengetahuan luas dengan membaca, Anda menjadi kuat dengan melakukan. Anda menjkadi bijak dengan berpikir"_Maxime Lagace
    
    Jumat, 7 Mei 2021 tak terasa Kelas Belajar Menulis Gelombang 18 sudah melewati separuh jalan yaitu memasuki Pertemuan ke-15. Materi kita hari ini akan dibawa oleh Bapak Susanto,S.Pd dengan tema Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku. Pak Susanto yang akrab disapa dengan Pak.D ini merupakan  alumni Belajar menulis gelombang 15 dan guru di SDN Mardiharjo di Kab.Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Hal itu sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah nggak jadi masalah mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing atau swasunting.

Apa bedanya Proofeading dengan mengedit?
Mengedit atau mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, tetapi proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

Ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, beliau hanya melakukan proofreading pada tulisan tersebut. Misalnya kesalahan meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya. Namun tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekalai kalimat tunggal, biasanya saya lakukan proses editing.

Menurut "penerbitdeepublish" ada  beberapa langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading
1. Pengeditan Konten
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian
2. Pengeditan Baris
Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks
3. Menyalin Pengeditan
Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya
4. Proofreading
a)  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya
penerbit
b) Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
c) Konsistensi nama dan ketentuan
d) Perhatikan judul bab dan penomorannya

Melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog
1. Kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.
2. Memberi spasi (jarak kata) dan tanda baca (koma, tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya).
Tanda baca tidak boleh ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanyanya dengan menekan tombol (CTRL) bersamaan denangan tombol F (CTRL+F) lalu kerukan tanda koma maka akan  muncul highlight teks dengan warna kuning. Hal yang sama dilakukan dengan tanda baca yang lain.
3. Kesalahan penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. 
4. Banyak kata maksimal yang disarankan (misalnya oleh YOAS SEO) adalah 20 kata.
Jika ternyata tulisan kita lebih dari 20 kata dalam satu kalimat, maka tulisan tersebut perlu diedit kembali.
Contoh: 
Kalimat: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut.
Kalimat itu terdiri dari 34 kata maka harus diedit menjadi 20 kata.

Menurut Pak D, disarankan menggunakan alat untuk melakukan proofreading :
1. PUEBI daring
2. KBBI daring

Sebelum disetorkan ke penerbit, penulis adalah EDITOR PERTAMA  sekaligus PROOFREADER PERTAMA. Dalam praktiknya, editor mestinya orang lain. Ingat ya, orang lain itu seperti kita, mampu melihat kuman yang berada di seberang lautan, sementara gajah yang gede di pelupuk mata tidak kelihatan.
Jika memang ada proofreader (orang lain), apakah itu berbayar atau sama tugasnya dengan editor silahkan intip di website 
https://yoriyuliandra.com/site/2019/07/11/pengalaman-menggunakan-proofreading-online-berbayar/

Pemapaparan materi proofreading oleh Pak D, membuat saya harus meneliti kembali tulisan-tulisan yang saya tulis tapi belum kelar dan entah kapan akan bisa terbit.  Terima kasih pada semua pihak yang mendukung terlaksanannya pelatihan belajar menulis...


Salam Literasi,

Susanti_SMAN 1 Surabaya

4 komentar:

  1. mantap bu ... terstruktur resumenya 👍👍

    BalasHapus
  2. Ha ha ... auto meneliti kembali tulisan-tulisan yang sudah ditulis, ya?
    Jangan bilang kapan akan bisa terbit, ni sudah diterbutkan di blog pribadi. Blog itu majalah pribadi, loh. Kita sendiri redakturnya. Kami menunggu bukunya ya, Bu.

    BalasHapus

Pelatihan Belajar Menulis

Pertemuan      :  Senin,  7 Juni 2021 Resume Ke       : 23, Gel. 18 Tema                  :  Membuat Desain Cover Buku Narasumber   :  Achma...